Kamis, 18 April 2013

Hubungan antara Akses Media Massa dan Pengaruh Teman Sebaya dengan Tingkat Pengetahuan Siswa terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Penduduk dunia saat ini berjumlah 6,3 miliar Dari jumlah itu penduduk remaja mencapai lebih dari satu miliar penduduk usia remaja memasuki perilaku reproduksi dan seksual yang dapat membahayakan atau justru mengancam kehidupannya. Menurut Siswanto, selaku Sekjen IPADI dan Deputi KB dan kesehatan reproduksi BKKBN pusat, ada 15 juta perempuan remaja melahirkan anak dan sebagian dari mereka sudah melakukan hubungan seksual di luar sebelum menikah. Setiap tahun, 500.000 perempuan meninggal dunia karena melahirkan dan lebih 65.000 diantaranya adalah remaja perempuan (www.yourcompany.com, 2006).
Terkait dengan itu, jumlah penduduk Indonesia yang saat itu 213 juta, 30 % diantaranya atau 62 juta adalah remaja usia 10-24 tahun. Berbagai data menunjukkan bahwa, remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum usia19 tahun. Misalnya hasil survey di 12 kota, salah satunya di kota Medan yang menunjukkan perkiraan angka sekitar 5,5-11% remaja melakukan hubungan seksual sebelum usia 19 tahun, sedangkan usia 15-24 tahun adalah 14,7-30 % (www.your company.com, 2006).
Pemerintah Indonesia sejak tahun 1996 telah memberikan perhatian yang serius terhadap masalah kesehatan reproduksi remaja, modernisasi, globalisasi, tekhnologi dan informasi serta berbagai faktor lainnya dapat mempengaruhi


perubahan perilaku kehidupan remaja yang kemudian berpengaruh pada perilaku kehidupan kesehatan reproduksi mereka. Perubahan perilaku kesehatan reproduksi jika tidak tidak ditangani dengan seksama akan berdampak pada penurunan kualitas keluarga di kemudian hari (Sarbini, 2000).
Tingginya angka hubungan seks pranikah di kalangan remaja ada kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini, serta kurangnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20 % diantaranya dilakukan remaja. Hal ini pula yang menjadikan tingginya angka kematian ibu di Indonesia, dan menjadikan Indonesia sebagai Negara yang dengan angka kematian ibunya tertinggi di seluruh Asia Tenggara (www.your company.com, 2006).
Selain itu seks pranikah akan meningkatkan kasus penyakit menular seksual, seperti spilis, GO (Gonorhoe), hingga HIV/ AIDS.Andrologi Anita Gunawan mengatakan , kasus GO paling banyak terjadi. Penderita bisa saja tidak mengalami keluhan. Tapi hal itu justru semakin meningkatkan penyebaran penyakit tersebut (Gemari, 2001).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan siswa terhadap kesehatan reproduksi remaja diantaranya: akses media massa, pengaruh teman sebaya, perilaku dan pendidikan karena sudah saat nya dikalangan remaja diberikan satu bekal pendidikan tentang kesehatan reproduksi remaja disekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar. Pendidikan kesehatan reproduksi dikalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual (PMS) dan sebagainya. Dengan demikian anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas (Dianawati, 2003).
Berdasarkan data tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara akses media massa dan pengaruh teman sebaya dengan tingkat pengetahuan siswa terhadap kesehatan reproduksi remaja di SMA Srijaya Negara Palembang tahun 2006 “.