Pengertian Gastritis
Gastritis adalah peradangan pada
mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus atau lokal (Soepaman,
1998).
Gastritis
adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
Gastritis
adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Gastritis
merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronis, difus atau lokal (Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422)
Berdasarkan
pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis merupakan inflamasi
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal.
Epidemiologi / Insiden Kasus Gastritis
Gastritis
merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai diklinik Penyakit
Dalam ( IPD jilid II Edisi 3).
Gastritis
akut merupakan penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh
sendiri (Patofisiologi Sylvia & Wilson) dan ± 80 – 90% yang dirawat di ICU
menderita gastritis akut.
Etiologi Gastritis
Penyebab
dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
Penyebabnya
adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
Bahan kimia
misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
Penyebab dan
patogenesis pada umumnya belum diketahui.
Gastritis
ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol,
dan merokok.
Manifestasi Klinik Gastritis
1.
Gastritis Akut
yaitu
Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada
hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
2.
Gastritis Kronik
Kebanyakan
klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu
hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik
tidak di jumpai kelainan.
Patofisiologi Gastritis
•
Gastritis Akut
Zat iritasi
yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung.
Jika mukosa
lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
1.
Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan
meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan
dengan NaCl sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.
Hasil dari
penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung meningkat
maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan
& elektrolit.
2.
Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang
dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi
hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal
melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika
erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi
perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
•
Gastritis Kronik
Gastritis
kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi
mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna
akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan
sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin
dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis
serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi
perdarahan serta formasi ulser.
Komplikasi Gastritis
1.
Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna
bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock
hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
2.
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B
12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan
besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
Penatalaksaan Medik Gastritis
1.
Gastritis Akut
Pemberian
obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa proton,
ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan
ulkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur
sekresi asam lambung.
2.
Gastritis Kronik
Pemberian
obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor
pompa proton.
Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Gastritis
(Askep Gastritis)
Pengkajian Keperawatan pada Askep Gastritis
1.
Faktor predisposisi dan presipitasi
Faktor
predisposisi adalah bahan-bahan kimia, merokok, kafein, steroid, obat
analgetik, anti inflamasi, cuka atau lada.
Faktor
presipitasinya adalah kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan rokok, penggunaan obat-obatan,
pola makan dan diet yang tidak teratur, serta gaya hidup seperti kurang
istirahat.
2.
Test dignostik
- Endoskopi : akan tampak erosi
multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknya tersebar.
- Pemeriksaan Hispatologi : akan
tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa
muskularis.
- Pemeriksaan radiology.
- Pemeriksaan laboratorium.
- Analisa gaster : untuk
mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada klien dengan
gastritis kronik.
- Kadar serum vitamin B12 : Nilai
normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar vitamin B12 yang rendah merupakan anemia
megalostatik.
- Kadar hemagiobi, hematokrit,
trombosit, leukosit dan albumin.
- Gastroscopy.
Untuk
mengetahui permukaan mukosa (perubahan) mengidentifikasi area perdarahan dan
mengambil jaringan untuk biopsi.
Diagnosa Keperawatan pada
Askep Gastritis
1. Resti
gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, muntah.
2. Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat, anorexia.
3.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.
4.
Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
5.
Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
Intervensi Keperawatan pada Askep
Gastritis
Diagnosa
Keperawatan 1. : Resti gangguan keseimbangan volume cairan dan
elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat, muntah.
Tujuan :
Resti gangguan
keseimbangan cairan tidak terjadi.
Kriteria
Hasil :
Membran
mukosa lembab, turgor kulit baik, elektrolit kembali normal, pengisian kapiler
berwarna merah muda, tanda vital stabil, input dan output seimbang.
Intervensi :
Kaji tanda
dan gejala dehidrasi, observasi TTV, ukur intake dan out anjurkan klien untuk
minum ± 1500-2500ml, observasi kulit dan membran mukosa, kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian cairan infus.
Diagnosa
Keperawatan 2. : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anorexia.
Tujuan
Gangguan
nutrisi teratasi.
Kriteria
Hasil :
Berat badan
stabil, nilai laboratorium Albumin normal, tidak mual dan muntah BB dalam batas
normal, bising usus normal.
Intervensi :
Kaji intake
makanan, timbang BB secara teratur, berikan perawatan oral secara teratur,
anjurkan klien makan sedikit tapi sering, berikan makanan dalam keadaan hangat,
auskultasi bising usus, kaji makanan yang disukai, awasi pemeriksaan
laboratorium misalnya : Hb, Ht, Albumin.
Diagnosa
Keperawatan 3. : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
inflamasi mukosa lambung.
Tujuan :
Nyeri dapat
berkurang/hilang.
Kriteria
Hasil :
Nyeri
hilang/terkontrol, tampak rileks dan mampu tidur/istirahat, skala nyeri
menunjukkan angka 0.
Intervensi :
Kaji skala
nyeri dan lokasi nyeri, observasi TTV, berikan lingkungan yang tenang dan
nyaman, anjurkan tekhnik relaksasi dengan nafas dalam, lakukan kolaborasi dalam
pemberian obat sesuai dengan indikasi untuk mengurangi nyeri.
Diagnosa
Keperawatan 4. : Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan
fisik.
Tujuan :
Keterbatasan
aktifitas teratasi.
Kriteria
Hasil :
K/u baik,
klien tidak dibantu oleh keluarga dalam beraktifitas.
Intervensi :
Tingkatkan
tirah baring atau duduk, berikan lingkungan yang tenang dan nyaman, batasi
pengunjung, dorong penggunaan tekhnik relaksasi, kaji nyeri tekan pada gaster, berikan obat sesuai
dengan indikasi.
Diagnosa
Keperawatan 5. : Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan
dengan kurangnya informasi.
Tujuan :
Kurang
pengetahuan teratasi.
Kriteria
Hasil :
Klien dapat
menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pencegahan dan
pengobatan.
Intervensi :
Kaji tingkat
pengetahuan klien, beri pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang penyakit,
beri kesempatan klien atau keluarga untuk bertanya, beritahu tentang pentingnya
obat-obatan untuk kesembuhan klien.
Evaluasi Keperawatan pada Askep
Gastritis
Evaluasi
pada klien dengan Gastrtitis, yaitu :
1.
Keseimbangan cairan dan elektrolit teratasi
2. Kebutuhan
nutrisi teratasi
3.
Gangguan rasa nyeri berkurang
4.
Klien dapat melakukan aktifitas
5.
Pengetahuan klien bertambah.
Doengoes
M.E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3 . EGC. Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica
Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
Wilkinson, Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC, 2007